Bersepeda Untuk Sehat



Untuk memfasilitasi pengguna sepeda, kawasan pedestrian di Jalan Ir H Djuanda, Dago, Bandung, Jawa Barat, pun dibagi menjadi dua bagian, yakni untuk pejalan kaki dan pesepeda

KOMPAS.com - Dewi Gilang Kurnia (36) pernah didiagnosis terkena radang selaput otak. Ia pernah terkena serangan jantung ringan tahun 2006. Menyadari begitu berharganya kesehatan, Dewi memutuskan mengubah gaya hidup dan naik sepeda ke mana-mana. Bagi anggota Bike to Work (B2W) Chapter Bandung ini, bersepeda kini menjadi bagian dari rutinitas hidupnya. Setiap hari ia naik sepeda dari rumah ke kantor dan sebaliknya.

”Awalnya, sih, untuk ngirit ongkos setelah harga BBM (bahan bakar minyak) melambung. Ongkos transpor bisa dialihkan untuk biaya berobat,” kata Dewi saat meninjau jalur sepeda yang tengah dibuat di trotoar Jalan Dago, Bandung, Jawa Barat.

Bersepeda baginya juga menjadi terapi. Sebelum rutin bersepeda, ia mengaku sering sakit-sakitan. Dengan bersepeda pergi-pulang sejauh 13 kilometer dari rumah ke kantor, kini ia merasa bugar dan sehat.

Hobi bersepeda ini semula dipandang negatif oleh orang-orang di kantornya. ”Awalnya mereka mengira saya sering sakit gara-gara bersepeda ke kantor, padahal sebaliknya,” katanya.

Yang membuat Dewi makin mencintai bersepeda dan bergabung dengan B2W, ia mendapatkan banyak kawan yang baik dan hangat. ”Kekerabatan di B2W sungguh erat. Pernah suatu ketika di tengah jalan dada saya sesak, kemudian saya minta tolong teman di B2W, ternyata mereka langsung datang menolong,” kata perempuan yang mendapat julukan ”Emak” di komunitasnya itu.

Herunoto (61), pensiunan TNI Angkatan Udara, merasakan manfaat yang sama dari bersepeda. Sejak 2003, pensiunan berpangkat kapten ini rutin bersepeda dua kali sehari.

”Bersepeda menghilangkan stres. Banyak pemandangan yang bisa dilihat dan tempat-tempat indah yang bisa dituju bersama,” kata anggota Bandung Bicycle Club (BBC) ini.

Dulu, hidup Herunoto jauh dari perilaku hidup sehat. Kebiasaan minum minuman beralkohol, tidur malam hari, dan makan makanan berlemak dia lakoni. Perubahan hidup dilakukan setelah ia terkena serangan jantung pada bulan Maret 2003.

Kini, pengalaman hidupnya menjadi sumber motivasi bagi para anggota baru di BBC. Secara rutin, ia dan rekan-rekannya bersepeda ke luar kota. ”Terakhir, gowes ke Pangandaran,” katanya.

Obat awet muda

Komunitas sepeda, bagi kalangan usia lanjut, adalah sumber semangat hidup. Bagi Sumadi (73), pesepeda paling senior di Bandung dan kakek tiga cucu ini, bersepeda adalah obat awet muda.

Pada usianya saat ini, Sumadi mengaku jarang sakit. Ia mampu mengingat nama daerah yang pernah disinggahi dan waktunya. Jika seminggu saja tidak bersepeda, ia justru merasa sakit dan tidak bersemangat.

”Ini (bersepeda) merupakan cara yang menyenangkan menghabiskan waktu di hari tua,” kata Mochtar (71), pesepeda dari komunitas Jarambah.

Menurut Ketua BBC Iwan Ahmad, di Bandung tumbuh pesat berbagai macam kelompok sepeda. ”Setidaknya ada 7.000 pesepeda dari 57 komunitas pesepeda yang ada,” ucapnya.

Kota Bandung, menurut Iwan, sangat ideal untuk bersepeda. Selain kendaraan relatif tidak sepadat kota lain, Bandung dikelilingi pegunungan yang memberi hawa sejuk sekaligus tantangan bagi pesepeda.

Lembang, Pangalengan, dan Punclut adalah beberapa kawasan favorit pesepeda. ”Kondisi medan yang terjal, naik turun, memang berat. Tetapi, setimpal jika sudah tiba di tujuan yang memiliki pemandangan indah,” kata Herunoto.

Kesadaran lingkungan

Kebiasaan bersepeda di Bandung tumbuh dari kesadaran pentingnya menjaga kesehatan serta keinginan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman.

Komunitas Bike to School SMA Taruna Bakti, misalnya, terbentuk atas kesadaran akan pentingnya menciptakan udara Bandung yang bersih. Saat bersepeda, para siswa mengenakan kaus bertuliskan ”Save Our Earth” atau ”Let’s Go Bike” untuk mengajak lebih banyak pelajar bersepeda ke sekolah.

Malika Rizqi Anindita (16), Ketua Bike to School SMA Taruna Bakti, mengatakan, masih sedikitnya siswa di Bandung yang mau bersepeda ke sekolah bukan karena mereka tidak peduli atau gengsi, melainkan karena kurang dukungan dari lingkungan.

Iwan Ahmad berharap, melalui kegiatan Kompas Jawa Barat Green Fun Bike yang akan dilaksanakan hari Minggu mendatang, berbagai komunitas pesepeda di Bandung akan semakin direkatkan. Dengan demikian, akan mendorong warga menggunakan sepeda dalam kesehariannya.

Editor: jimbon

Leave a Reply